tag:blogger.com,1999:blog-85368202457132599172024-02-19T00:01:05.435-08:00FALSAFAH KEHIDUPANSeptian http://www.blogger.com/profile/12142049425247042259noreply@blogger.comBlogger5125tag:blogger.com,1999:blog-8536820245713259917.post-47266959543786008412012-12-20T02:39:00.001-08:002012-12-20T02:39:15.528-08:00Muhamad Al Fath 1<b>Inspirasi Muhammad al-Fatih</b><br />
<br />
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Oleh <b><i>Arif Setiawan</i></b> (BKLDK Pasuruan)</span><b> </b><br />
<br />
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Muhammad
Al Fatih merupakan pemuda yang mampu mewujudkan salah satu bisyaroh
nubuwah. Kisah perjuangannya mampu menjadi inspirasi bagi para pejuang
tegaknya syariat Islam dan khilafah dalam mewujudkan janji Allah dan
bisyaroh nubuwah. Ada beberapa ibroh yang bisa kita ambil dari kisah
selama hidupnya. </span>
<br />
<br />
<br />
<div class="MsoNormal">
<b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"> </span></b></div>
<div class="MsoNormal">
<b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Mental al Fatih sejak kecil</span></b></div>
<div class="MsoNormal">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"> Sejak
kecil pada diri al Fatih sudah ditanamkan jiwa pemimpin terbaik,
penakluk Konstantinopel, anak yang kelak akan mewujudkan sebuah bisayroh
nubuwah. Syaikh Aaq Syamsudin, secara istiqomah mengajarkan dan
mengulang-ulang bisyaroh nubuwah, kisah jihad dan futuhat para shahabat
dan pendahulu al Fatih yang ingin menaklukkan Konstantinopel, serta
yang terpenting adalah ketaatan totalitas pada Sang Kholiq. Sejarah
telah mencatat, bahwa semenjak baligh hingga akhir hidupnya al Fatih
tidak pernah meninggalkan shalat rowatib dan sholat tahajud, selama
hidupnya ia menjadikan syariat selalu didepan matanya dan berusaha
jangan sampai melanggar syariat yang Islam mulia ini.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"> Al
Fatih juga manusia, sama seperti kita yang juga berjuang dan berdakwah
demi tegaknya izzul Islam wal muslimin. Hanya mungkin kalau kita mau
bertanya pada diri kita, sudah sejauh mana upaya kita untuk dapat
mewujudkan bisyaroh nubuwah tegaknya kembali Daulah Khilafah ‘Alaa
Minhajin Nubuwah. Jika hanya untuk menaklukkan “sebuah kota” al Fatih
sudah melakukan persiapan sejak dini dengan bermacam aktivitas untuk
mengasah kemampuannya dan amal ibadah untuk selalu dekat dengan Allah,
Bagaimana dengan kita yang memiliki cita-cita untuk menegakkan kembali
Daulah Khilafah ‘Alaa Minhajin Nubuwah?</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"> </span></div>
<div class="MsoNormal">
</div>
<div class="MsoNormal">
<b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Pemuda yang berani menasehati pemimpin</span></b></div>
<div class="MsoNormal">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"> </span></b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Pada
saat usianya masih belia, al Fatih sudah mendapatkan amanah untuk
memimpin ibu kota Negara Khilafah menggantikan ayahnya Sulthan Murad II
yang pergi beruzlah untuk bertaqorub kepada Allah. Ia laksanakan amanah
itu dengan penuh tanggung jawab. Pada saat melaksanakan amanah ini, al
Fatih mendapatkan serangan dari Pasukan Salib di Varna-Bulgaria.
Terdesak karena masih minimnya jam terbang dalam menjalankan
pemerintahan, kemudian ia meminta ayahnya untuk turun membantunya, namun
ayahnya selalu menolaknya. Beberapa kali ia mengirim surat kepada
ayahnya, namun bantuan yang diharapkan tak kunjung datang. Akhirnya,
al-Fatih menulis surat kepada ayahnya yang isinya</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36pt;">
<i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Siapakah yang saat ini menjadi sulthan Saya atau ayah?</span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36pt;">
<i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Kalau ayahanda yang menjadi sulthan, maka seharusnya seorang pemimpin berada di tengah rakyatnya dalam situasi seperti ini </span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36pt;">
<i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Kalau
Saya yang menjadi sulthan, maka sebagai pemimpin, saya perintahkan
ayahanda sekarang juga untuk datang kemari ikut memimpin pasukan
membela rakyat.</span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36pt;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"> Jiwa
pemberani untuk mengkoreksi pemimpin seperti yang pernah dilakukan al
Fatih perlu untuk kita adopsi, apalagi di saat para pemimpin di negeri
ini tidak menerapkan Syariat Islam, sering mendzolimi umat dan banyak
yang bermaksiat kepada Allah. Bukankah Rasulullah saw pernah bersabda :</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
</div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">سَيِّدُ الشُّهَدَاءِ حَمْزَةُ بن عَبْدِ الْمُطَّلِبِ وَرَجُلٌ قَامَ إِلَى إِمَامٍ جَائِرٍ ، فَنَهَاهُ وَأَمَرَهُ ، فقتلُه</span></div>
<div class="MsoNormal">
<i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">“Pemimpin
para syuhada adalah Hamzah bin Abdul Muthalib, dan seseorang yang
berdiri dihadapn pemimpin zhalim dan tidak adil, lalu dia mengajak dan
mencegahnya hingga ia dibunuh.” (Al-Hakim dan At-Thabrani)</span></i></div>
<div class="MsoNormal">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"> </span></i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Ada yang berminat?</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"> </span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Catatan prestasi emas al Fatih</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"> </span></b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Keseriusan
al Fatih dalam mewujudkan cita-cita untuk menaklukkan konstantinopel
juga diikuti dengan berbagai catatan prestasi emasnya, diantaranya :</span></div>
<ol>
<li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Semenjak aqil baligh hingga meninggal dunia al Fatih tidak pernah meninggalkan sholat rowatib dan sholat tahajjud;</span></li>
<li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Menjadi gubernur ibu kota daulah khilafah pada usia 21 tahun;</span></li>
<li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Menguasai 7 bahasa pada usia 23 tahun;</span></li>
<li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Membentuk</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"> </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Pasukan <i>Inkisaria</i>,
sekitar 40.000 pasukan elit dengan program pelatihan terpadu sejak
kecil dilatih fisik, akademis, strategi perang, ilmu ushul fiqh,
dan semua disiplin ilmu lain.</span><span lang="EN-US" style="color: white; font-family: "Cambria","serif"; font-size: 12pt;"> </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Setengah pasukan al-Fatih selalu melaksanakan tahajjud pada malam hari</span></li>
<li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Pada
tahun 1452 M, al Fatih membangun benteng Rumeli Hisari dengan
tinggi 82 meter, dengan 5000 pekerja selesai dalam waktu 4 bulan</span></li>
<li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Membuat The Great Turkish Bombard (first Supergun)</span></li>
<li> <span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Bersama
pasukannya mampu memindahkan 70 kapal perang dari Selat Bosphorus
menuju Selat Tanduk melalui Pegunungan Galata dalam waktu 1 malam
dengan menggunakan tekhnologi yang ada pada waktu itu.</span> </li>
<li><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Tepat
pada hari Selasa tanggal 20 Jumadil Ula 857 H bertepatan tanggal
29 Mei 1453 M adalah “tanggal keramat” bagi bangsa Eropa karena
pada tahun inilah al Fatih mendapat pertolongan dari Allah,
berhasil mewujudkan bisyaroh nubuwah untuk menaklukan
Konstantinopel setelah melewati 54 hari pertempuran dan 825 tahun
penantian.</span></li>
</ol>
<div class="MsoNormal">
<b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"> </span></b></div>
<div class="MsoNormal">
<b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Khutbah meraih kemenangan</span></b></div>
<div class="MsoNormal">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Sebelum menaklukkan Konstantinopel, ada khutbah yang disampaikan al Fatih untuk selurh pasukannya : </span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">“Jika
penaklukan kota Konstantinopel sukses, maka sabda Rasulullah SAW telah
menjadi kenyataan dan salah satu dari mukjizatnya telah terbukti, maka
kita akan mendapatkan bagian dari apa yang telah menjadi janji dari
hadits ini, yang berupa kemuliaan dan penghargaan. Oleh karena itu,
sampaikanlah pada para pasukan satu persatu, bahwa kemenangan besar yang
akan kita capai ini, akan menambah ketinggian dan kemuliaan Islam.
Untuk itu, wajib bagi setiap pasukan, menjadikan syariat selalu didepan
matanya dan jangan sampai ada diantara mereka yang melanggar syariat
yang mulia ini. Hendaknya mereka tidak mengusik tempat-tempat
peribadatan dan gereja-gereja. Hendaknya mereka jangan mengganggu para
pendeta dan orang-orang lemah tak berdaya yang tidak ikut terjun dalam
pertempuran”</span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Dari
khutbah diatas telah jelas bahwa al Fatih sadar bahwa kelak jika Ia
berhasil menaklukkan Konstantinopel, hal itu semata-mata hanya atas
pertolongan dan izin dari Allah SWT, bukan karena kemampuan strategi
perang, kekuatan pasukan atau senjatanya. Maka al Fatih berpesan: “<i>Untuk
itu, wajib bagi setiap pasukan, menjadikan syariat selalu didepan
matanya dan jangan sampai ada diantara mereka yang melanggar syariat
yang mulia ini.</i>”</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"> </span></b></div>
<div class="MsoNormal">
<b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Wasiat dari al Fatih</span></b></div>
<div class="MsoNormal">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Menjalani
hari-hari terakhirnya setelah diracun, Muhammad al-fatih merasaan
kematian mungkin akan segera datang. Ia telah lakukan apa yang ia bisa
rasa bisa. Ia telah jalani apa yang ia yakini mesti. Ia telah berikan
apa yang ia anggap punya. Ia tunaikan apa yang ia tahu itu menjadi
tanggungjawabnya. Maka bila takdir telah membuatnya berkuasa di usia
muda dan harus membuatnya mati dalam usia yang belum terlalu tua, hari
itu ia merasa layak bicara. Bila ia harus mencari alasan, mungkin hanya
satu : ia telah bekerja.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Tiga
puluh satu tahun setelah dilaluinya dalam pegabdian, kerja, karya, yang
luar biasa. Bila kemudian di hari itu ia hendak bicara, itu sudah
semestinya. Ia hendak bicara atas apa yang telah dilakukannya, sebagai
sebuah wasiat untuk anaknya yang akan meneruskan kepemimpinannya. Maka
kepada anaknya ia sampaikan wasiat:</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<i><span lang="EN-US" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">“Aku
sudah diambang kematian. Tapi aku berharap aku tidak kawatir, karena
aku meninggalkan seseorang sepertimu. Jadilah seorang pemimpin yang
adil, shalih dan penyayang. Rentangkan pengayomamu untuk rakyatmu, tanpa
kecuali, bekerjalah untuk menyebarkan islam. Karena sesungguhnya itu
merupakan kewajiban para penguasa di muka bumi. Dahuluklan urusan agama
atas apapun urusan lainnya. Dan janganlah kamu jemu dan bosan untuk
terus menjalaninya. Janganlah engkau angkat jadi pegawaimu mereka yang
tidak peduli dengan agama, yang tidak menjauhi dosa besar, dan yang
tenggelam dalam dosa. Jauhilah olehmu bid’ah yang merusak. Jagalah setap
jengkal tanah islam dengan jihad. Lindungi harta di baitul maal jangan
sampai binasa. Janganlah sekali-kali tanganmu mengambil harta rakyatmu
kecuali dengan cara yang benar sesuai ketentuan islam. Pastikan mereka
yang lemah mendapatkan jaminan kekuatan darimu. Berikanlah
penghormatanmu untuk siapa yang memang berhak.”</span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<i><span lang="EN-US" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">“Ketahuilah,
sesungguhnya para ulama adalah poros kekuatan di tengah tubuh negara,
maka muliakanlah mereka. Semangati mereka. Bila ada dari mereka yang
tinggal di negeri lain, hadirkanlah dan hormatilah mereka. Cukupilah
keperluan mereka.”</span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<i><span lang="EN-US" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">“Berhati-hatilah,
waspadalah, jangan sampai engkau tertipu oleh harta maupun tentara.
Jangan sampai engkau jauhkan ahli syari’at dari pintumu. Jangan sampai
engkau cenderung kepada pekerjaan yang bertentangan dengan ajaran islam.
Karena sesungguhnya agama itulah tujuan kta, hidayah itulah jalan kita.
Dan oleh sebab itu kita dimenangkan.”</span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<i><span lang="EN-US" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">“Ambilah
dariku pelajaran ini. Aku hadir ke negeri ini bagaikan seekor semut
kecil. Lalu allah memberi nikmat yang besar ini. Maka tetaplah di jalan
yang telah aku lalui. Bekerjalah untuk memuliakan agama islam ini,
menghormati umatnya. Janganlah engkau hamburkan uang negara,
berfoya-foya, dan menggunakannya melampaui batas yang semestinya.
Sungguh itu semua adalah sebab-sebab terbesar datangnya kehancuran.”</span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Itulah
wasiat al-Fatih. Ia telah mencatatkan tinta emas dalam sejarah dan
mengukir prestasi yang insya Allah layak dibanggakan dihadapan Allah SWT
dengan membuktikan pada dunia melalui usaha yang nyata. Kini tinggal
kita </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">wahai
Saudaraku, yang akan merealisasikan hadits Rasulullah SAW “….tsumma
takuunu khilafatan ‘ala minhajin nubuwwah” dengan fikrah Islam dan
thoriqah Rasulullah sebagai senjata kita, akan segera kita taklukkan
atas izin Allah, ideologi Kapitalis yang saat ini sebagai benteng kuat
di benak seluruh penguasa kaum muslim, dan kita dirikan diatas
puing-puingnya Negara KHILAFAH ISLAMIYAH!!! ALLAHU AKBAR!!!</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"> </span></div>
<i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"></span></i>Septian http://www.blogger.com/profile/12142049425247042259noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8536820245713259917.post-6253506978081731422012-10-16T18:22:00.004-07:002012-10-16T18:22:51.791-07:00Roda WAktu yang siap melindas<h1 class="w580 ml_5">
Hidup Bagaikan Roda yang Berputar, Benarkah?</h1>
<span class="left font11 ml_5 cc_gray2"><span class="c_blue"><a href="http://www.kompasiana.com/posts/type/opinion/"></a></span></span><span class="right font11 mr_5 cc_gray2"></span>
<div class="wp-caption alignleft" style="width: 521px;">
<img alt="Hidup bagaikan Roda" height="409" src="http://lh4.ggpht.com/-ET8QpDHLu0A/T51ZQn_0bgI/AAAAAAAABIA/HaX-sJOPpyo/bianglala8.jpg" title="Hidup bagaikan Roda" width="511" />
<div class="wp-caption-text">
Hidup bagaikan Roda</div>
</div>
Di dalam kehidupan benar memang banyak lika-liku yang harus kita jalani
sebagai suatu proses hidup menuju kedewasaan. Terkadang proses yang
harus kita lalui membuat kita depresi dan membuat kita terjatuh begitu
dalamnya, namun harapanya keadaan demikian membuat kita lebih
bersemangat untuk maju kedepan, menatap masa depan yang lebih cerah,
bukankah pendaki gunung sesekali melewati lembah untuk menuju puncak
tertinggi?<br />
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Ada berkata hidup bagaikan roda yang
berputar, jika boleh saya mengatakan perumpamaan ini harus di ubah,
mengapa demikian? Apakah ketika anda jatuh anda kembali pada titik
sebelum memulai usaha tersebut? Pasti tidak. Ketika anda jatuh anda
akan berada diatas kejatuhan sebelumnya artinya anda tak akan pernah
berada pada posisi yang sama. Sebagai contoh seorang rekan saya yang
beberapa kali mengalami kegagalan, pada saat usianya 20 tahun dia
merintis sebuah bisnis <em>multi level marketing </em>dan berakhir
dengan kegagalan pada usianya 21 tahun. Ketika dia mengalami kegagalan
atau jatuh, dia tak akan kembali kepada fase awal pada saat umur 20
tahun dia. Setidaknya dalam 1 tahun tersebut dia punya bekal (pengalaman
bisnis) untuk kehidupan bisnis selanjutnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Roda yang berputar akan kembali
kepada dasar dimana dia pertama kali berada, artinya tidak akan ada
membawa manfaat selama dia mengalami kegagalan. Hal ini lah yang membuat
beberapa orang mengaggap kegagalan itu sebagai suatu hal yang sangat
luar bisa besar. Seharusnya kegagalan di pandang sebagai proses hidup
yang semua orang pasti pernah mengalaminya, dan kegagalan membawa
keberhasilan jika kita menikmatinya dan menjadikannya sebagai motivator.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Seperti apa yang saya singgung
diatas bukankah pendaki gunung sesekali melewati lembah untuk menuju
puncak tertinggi? Jika saya boleh menyarankan sebenarnya “Hidup bagaikan
pendaki gunung” terkadang naik dan terkadang turun kelembah hingga pada
akhirnya berada pada puncaknya. Dari filosofi ini dapat dikatakan bahwa
seorang pendaki akan mengalami rintangan menuju puncak gunung yaitu
lembah-lembah namun tentunya lembah tersebut tidak serendah kaki gunung
(dasar) dan pada akhirnya menuju puncak tertinggi dari
rintangan-rintangan yang ada.</div>
<div style="text-align: justify;">
Mulai sekarang ubahlah persepsi anda
ketika anda mengalami kegagalan, jangan katakan anda lagi berada pada
dasar roda, tapi anda berada pada lembah pegunungan dan anda ingin
menuju puncak tertinggi gunung kehidupan anda.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
Septian http://www.blogger.com/profile/12142049425247042259noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8536820245713259917.post-76570469205833280982012-10-16T02:53:00.001-07:002012-10-16T02:53:12.859-07:00batik 85 an \085728570456<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh5KmgCIuKcYowwPqMHbTGO0qn0M0lB5_QHlaqmmPWkFRp_JS-Y7K52fEFkpXU_llTeWa0MRTkpISmmnMLqvuBItW2Mo3Jxr77bGW4UANikqJJZoVPQxKqNJaw5M1aL5uy5-rjnS6oDudTl/s1600/xzbg.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh5KmgCIuKcYowwPqMHbTGO0qn0M0lB5_QHlaqmmPWkFRp_JS-Y7K52fEFkpXU_llTeWa0MRTkpISmmnMLqvuBItW2Mo3Jxr77bGW4UANikqJJZoVPQxKqNJaw5M1aL5uy5-rjnS6oDudTl/s1600/xzbg.jpeg" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEivgJsqtmyQwpWhC9rEKJaVze4p3rnZjeQw_qB-YGPNSFDvXhN0Ti3p4uMTp-ZPbwPuoC4c7FSvgFZTAzeBQCI6mNxFDasKj5d4cKxE3TLbrrW4umH0skMZt2OlLhSPjgjE8AX2Ajdw5Rrr/s1600/images.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEivgJsqtmyQwpWhC9rEKJaVze4p3rnZjeQw_qB-YGPNSFDvXhN0Ti3p4uMTp-ZPbwPuoC4c7FSvgFZTAzeBQCI6mNxFDasKj5d4cKxE3TLbrrW4umH0skMZt2OlLhSPjgjE8AX2Ajdw5Rrr/s1600/images.jpeg" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgkHVN4SnlR7Xlq6wFmq7i7zIt8h8-J0LTU7m8OjrE8R5cqVtde35XugKiLU61Eh4R9QuTDX_-DXpfI4kFXPWgzlo9wHHRZFnM5CDlF7yY1b7lYAUWy9Kg1LAT_VgErigqxoJUln1-LrMOj/s1600/images.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgkHVN4SnlR7Xlq6wFmq7i7zIt8h8-J0LTU7m8OjrE8R5cqVtde35XugKiLU61Eh4R9QuTDX_-DXpfI4kFXPWgzlo9wHHRZFnM5CDlF7yY1b7lYAUWy9Kg1LAT_VgErigqxoJUln1-LrMOj/s1600/images.jpeg" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEil7smAoo24KCrivDKuEBKgy_CHDzmpAolMDkkFhyphenhyphenDfSeGeHUZlZucxYUbE_IF2NyS_ijgEVcinCPv_lpjY72Rdj_IqqUw0zcLIN2GmXFoQd80L-k-Rb2G6V0xq8mJB0I7hyr_yyBO-Zq9L/s1600/dst.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEil7smAoo24KCrivDKuEBKgy_CHDzmpAolMDkkFhyphenhyphenDfSeGeHUZlZucxYUbE_IF2NyS_ijgEVcinCPv_lpjY72Rdj_IqqUw0zcLIN2GmXFoQd80L-k-Rb2G6V0xq8mJB0I7hyr_yyBO-Zq9L/s1600/dst.jpeg" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEik1Na_8C_Cf64YPz6YmFL_h4Ou1TelH0IdkVRwhgC5_BqHh-dOSpUgWkv62cZsgvRUzS5Ur1xpY-L6i0lT-mIAx9GzcNSV7Z_Cf1W89BZPI523h3YF7qcv0c1ZGTgydya2cXy1jjQ0Tmhz/s1600/fd.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEik1Na_8C_Cf64YPz6YmFL_h4Ou1TelH0IdkVRwhgC5_BqHh-dOSpUgWkv62cZsgvRUzS5Ur1xpY-L6i0lT-mIAx9GzcNSV7Z_Cf1W89BZPI523h3YF7qcv0c1ZGTgydya2cXy1jjQ0Tmhz/s1600/fd.jpeg" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiqpdFbYE5UuQmYh5DlFCNM2PAoRGsOxJfXfVQ-jHjLvObEGE9lMgf_riojcksfkiskUa41hkXSI4jUa5b_4dUATRiYFkRxYEPb_TAl3iIddVPiS5uTuhvJVh8Kf8punE6hq6LfV59n6IZV/s1600/images.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiqpdFbYE5UuQmYh5DlFCNM2PAoRGsOxJfXfVQ-jHjLvObEGE9lMgf_riojcksfkiskUa41hkXSI4jUa5b_4dUATRiYFkRxYEPb_TAl3iIddVPiS5uTuhvJVh8Kf8punE6hq6LfV59n6IZV/s1600/images.jpeg" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjJLffYwmfdX2GI7ydKOqVWmdZ8NNfe6-Q3D_C9H-E-QauvY4f22ZOy-mHMt-_Nrt1U-6DdMn6nDk548kD6awPh2kMfG2Nwp5_Q2mq9b1vFEBfVoFF6oLfVRU474AvCpsgwcb6XmE0mmhCV/s1600/hfd.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjJLffYwmfdX2GI7ydKOqVWmdZ8NNfe6-Q3D_C9H-E-QauvY4f22ZOy-mHMt-_Nrt1U-6DdMn6nDk548kD6awPh2kMfG2Nwp5_Q2mq9b1vFEBfVoFF6oLfVRU474AvCpsgwcb6XmE0mmhCV/s1600/hfd.jpeg" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjD-LJnb9sCcHj-TUadcXcop8fwfEX5XiNrNJZq03ECgnOr26St8YWBGg-Y1lIX_9nQC24ZI7eVZdoH68Mj3nVOlC-hjPyRJEnGPxA_ZXR_1nNiDauf4mVaC0P0-uBnFWcCWMqmEXJyuaZw/s1600/gh.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjD-LJnb9sCcHj-TUadcXcop8fwfEX5XiNrNJZq03ECgnOr26St8YWBGg-Y1lIX_9nQC24ZI7eVZdoH68Mj3nVOlC-hjPyRJEnGPxA_ZXR_1nNiDauf4mVaC0P0-uBnFWcCWMqmEXJyuaZw/s1600/gh.jpeg" /></a></div>
<br />Septian http://www.blogger.com/profile/12142049425247042259noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8536820245713259917.post-29513877780252152192012-10-15T18:48:00.002-07:002012-10-15T18:48:54.562-07:00keyakinan mengembalikan Harapan<h1>
Zainab Binti Muhammad <br />(Istri-istri Teladan dalam Islam)</h1>
<br />
<hr />
<span>Dari: "Tokoh-tokoh Wanita di Sekitar Rasulullah SAW" karangan
Muhammad Ibrahim Saliim. Diketik oleh: Hanies Ambarsari.</span>
<br />
<hr />
<br />
<pre> Zainab telah wafat sejak 15 abad yang lalu, tetapi dia
meninggalkan kenangan terbaik dan menjadi contoh terbaik dalam
hal kesetiaan sebagai isteri, keikhlasan cinta dan ketulusan
iman.
Zainab dilahirkan apda tahun 30 setelah kelahiran Nabi
SAW. Ketika mencapai usia perkawinan, bibinya, Halah binti
Khuwailid, saudara Ummul Mu'minin Khadijah meminang untuk pute-
ranya, Abil Ash bin Rabi'. Semua pihak setuju dan ridha. Zainab
binti Muhammad SAW diboyong ke rumah Abil Ash bin Rabi'. [Ibnu
Sa'ad menyebutkan bahwa Abil Ash mengawini Zainab sebelum Nabi
SAW diangkat menjadi Nabi. Imam Adz-Dzahabi berkata : Ini adalah
jauh. Kemudian dia berkata : Zainab masuk Islam dan hijrah 6
tahun sebelum suaminya masuk Islam.
Khadijah pergi menemui kedua suami isteri yang saling
mencintai itu dan mendoakan agar keduanya mendapatkan berkah.
Kemudian dia melepas kalungnya dan menggantungkannya ke leher
Zainab sebagai hadiah bagi pengantin. Perkawinan itu berlangsung
sebelum turun wahyu kepada ayahnya, Nabi SAW. Ketika cahaya Tuhan-
nya menerangi bumi, Zainab pun beriman. Akan tetapi Abil Ash tidak
mudah meninggalkan agamanya. Maka kedua suami isteri itu merasa
bahwa kekuatan yang lebih kuat dari cinta mereka berusaha memisah-
kan antara keduanya.
Abil Ash tetap membangkang dan berkata :"Tidak akan terca-
pai tujuan di antara kita, wahai Zainab, kecuali engkau tetap dalam
agamamu dan aku tetap dalam agamaku." Adapun Zainab, maka dia ber-
kata :"Sabarlah, wahai suamiku, Engkau tidak halal bagiku selama
engkau tetap memeluk agama itu. Maka serahkan aku kepada ayahku
atau masuklah Islam bersamaku. Zainab tidak akan menjadi milikmu
sejak hari ini, kecuali bila engkau beriman pada agama yang aku
imani."
Pasangan suami isteri itu terdiam sebentar sambil merenung.
Keduanya sadar ketika terdengar suara yang membisikkan kepada kedua-
nya :"Jika agama memisahkan antara kedua jasad mereka, maka cinta
mereka akan tetap ada hingga keduanya dipersatukan oleh sebuah agama."
Hari-hari berlalu dalam keadaan ini setelah Rasulullah SAW
hijrah ke Madinah. Pasukan Quraisy berangkat menuju Badr untuk meme-
rangi Rasul SAW dan di antara mereka terdapat Abil Ash bin Rabi',
bukan untuk menyatakan ke-Islamannya, tetapi untuk memerangi Rasul
SAW. Situasi menjadi kritis ketika Abil Ash jatuh menjadi tawanan
di tangan kaum Muslimin di bawah pimpinan Rasulullah SAW di Madinah.
Kemudian kaum Quraisy mengutus orang untuk menebus tawanan-tawanannya.
Zainab pun mengirimkan harta dan sebuah kalung untuk menebus tawanan-
nya, Abil Ash bin Rabi'. Ketika Rasulullah SAW melihat kalung itu,
beliau merasa iba hatinya dan bersabda :"Jika kalian tidak keberatan
melepaskan tawanan dan mengembalikan harta miliknya, maka lakukanlah."
Mereka menjawab :"Baiklah, wahai Rasulullah." Kemudian mereka melepas-
kannya dan mengembalikan harta milik Zainab. Di sini Rasulullah SAW
mendapat janji dari Abil Ash untuk membebaskan Zainab dan mengembali-
kannya kepada beliau di Madinah.
Abil Ash kembali ke Mekkah dan di dalam jiwanya terdapat
gambaran yang lebih cemerlang dari isteri yang berbakti dan mulia ini.
Maka dia kembali bukan untuk berterima kasih atas kebaikan Zainab ke-
padanya, akan tetapi untuk berkata keapdanya :"Kembalilah kepada ayah-
mu, wahai Zainab." Dia telah memenuhi janjinya kepada Rasulullah SAW
untuk membiarkan Zainab pergi kepada Nabi SAW. Abil Ash tidak kuasa
menahan tangisnya dan tidak dapat mengantarkannya ke tepi dusun di
luar Mekkah, di mana telah menunggu Zaid bin Haritsah dan seorang laki-
laki Anshor.
Bagaimana dia mampu melepaskan orang yang dicintainya, sedang
dia mengetahui bahwa, itu merupakan perpisahan terakhir selama kekua-
saan agama ini berdiri di antara kedua hati dan masing-masing berpe-
gang pada agamanya. Abil Ash berkata kepada saudaranya, Kinanah bin
Rabi' :"Hai, Saudaraku, tentulah engkau mengetahui kedudukannya dalam
jiwaku. Aku tidak menginginkan seorang wanita Quraisy di sampingnya
dan engkau tentu tahu bahwa aku tidak sanggup meninggalkannya. Maka
temanilah dia menuju tepi dusun, di mana telah menungggu dua utusan
Muhammad. Perlakukanlah dia dengan lemah lembut dalam perjalanan dan
perhatikanlah dia sebagaimana engkau memperhatikan wanita-wanita ter-
pelihara. Lindungilah dia dengan panahmu hingga anak panah yang peng-
habisan."
Di saat Zainab sedang bersiap-siap untuk menyusul ayahnya,
datanglah Hind binti Utbah, menemuinya, dan dia berkata :"Wahai, puteri
Muhammad, aku mendengar bahwa engkau akan menyusul ayahmu !" Zainab
menjawab :"Aku tidak ingin melakukannya." Hind berkata :"Wahai puteri
pamanku, jangan engkau lakukan. Jika engkau mempunyai keperluan akan
suatu barang yang menjadi bekal dalam perjalananmu atau harta yang
hendak engkau sampaikan kepada ayahmu, maka aku akan memenuhi keper-
luanmu. Maka janganlah engkau segan kepadaku, karena sesuatu yang
masuk di antara orang-orang lelaki tidaklah masuk di antara orang-
orang wanita." Zainab berkata : "Demi Allah, aku tidak melihatnya
mengatakan hal itu, kecuali untuk melakukannya, tetapi aku takut
kepadanya. Maka aku menyangkal bahwa aku akan pergi dan aku pun ber-
siap-siap."
Setelah menyelesaikan persiapannya, iparnya, Kinanah bin Rabi'
menyerahkan kepada Zainab seekor unta, lalu dinaikinya. Kinanah meng-
ambil busur dan anak panahnya. Kemudian dia keluar membawa Zainab di
waktu siang dan Zainab duduk di dalam pelangkinnya, sementara Kinanah
menuntun untanya. Akan tetapi, apakah Quraisy membiarkannya keluar
setelah mereka mengalami kekalahan di Badr. Bagaimana dia boleh keluar
sementara orang-orang melihat dan mendengarnya ?
Tidak...sekali lagi tidak ! Banyak orang laki-laki Quraisy
telah membicarakan hal itu. Maka keluarlah mereka untuk mencarinya
hingga mereka berhasil menyusul di Dzi Thuwa. Yang pertama kali me-
nemukannya adalah Habbar bin Aswad bin Muththalib dan Nafi' bin Abdul
Qais. Habbar menakutinya dengan tombak. Di saat itu Zainab berada di
dalam pelangkinnya dan dia sedang dalam keadaan hamil. Ketika pulang,
dia mengalami keguguran kandungannya.
Iparnya marah dan berkata kepada para penyerang :"Demi Allah,
tidak seorang pun yang mendekat kepadaku, melainkan aku akan memanah-
nya." Maka orang-orang bubar meninggalkannya. Abu Sufyan bersama rom-
bongan Quraisy datang kepadanya dan berkata :"Hai, orang laki-laki,
tahanlah panahmu hingga aku berbicara kepadamu." Maka Kinanah menahan
panahnya. Abu Sufyan datang menghampirinya dan berkata :"Tindakanmu
tidak tepat. Engkau keluar membawa wanita secara terang-terangan di
hadapan orang banyak. Sesungguhnya hal itu menunjukkan kehinaan yang
menimpa kita akibat musibah dan bencana yang telah kita alami sebelum-
nya. Sesungguhnya hal itu menunjukkan kelemahan kita. Demi umurku,
kami tidak perlu mencegahnya untuk pergi kepada ayahnya. Kami tidak
ingin membalas dendam, tetapi kembalikan wanita itu."
Tatkala suara sudah reda, Kinanah membawa Zainab pada waktu
malam, lalu menyerahkannya kepada Zaid bin Haritsah dan temannya.
Keduanya pergi mengantarkan Zainab kepada Rasulullah SAW. Suami isteri
jadi berpisah. Tidak ada jalan untuk bertemu. Abil Ash tinggal di Makkah
menyendiri dengan pikiran kacau dan hati terluka. Zainab pun tinggal di
Madinah dengan badan yang sakit dan hati yang lemah. Kalau saja bukan
karena iman dan takwa yang menguatkan tekadnya, tentu dia lekas mati dan
tidak dapat bertemu.
Tahun demi tahun berlalu, Abil Ash keluar bersama kafilah
dagangnya menuju Syam. Dalam perjalanan pulang dia berjumpa pasukan
Rasulullah SAW yang berhasil merampas hartanya, akan tetapi dia bisa
lolos. Dia telah kehilangan hartanya dan harta titipan orang banyak.
Abil Ash tidak dapat mengembalikan barang-barang titipan itu kepada
para pemiliknya. Maka apa yang harus dilakukannya ?
Dia teringat Zainab yang memberinya imbalan berupa cinta dan
kesetiaan. Maka Abil Ash memasuki Madinah pada waktu malam dan mohon
kepada Zainab agar melindungi dan membantunya untuk mengembalikan
hartanya. Maka Zainab pun melindunginya. Orang-orang berlari ke masjid
Rasulullah SAW, bertakbir bersama kaum Muslimin. Tiba-tiba terdengar
suara teriakan di belakang dinding :"Hai, orang-orang, aku telah me-
lindungi Abil Ash bin Rabi'. Dia dalam lindungan dan jaminanku." Ter-
nyata, Zainablah yang berseru itu.
Rasulullah SAW menyelesaikan shalatnya, lalu beliau menemui
orang banyak dan bersabda :"Wahai, orang-orang, apakah kalian mende-
ngar apa yang aku dengar ? Sesungguhnya serendah-rendah orang Muslim
adalah dapat memberi perlindungan." Kemudian beliau masuk menemui
puterinya dan berbicara kepadanya, Nabi SAW berpesan :"Wahai, puteri-
ku, muliakanlah tempatnya dan jangan sampai dia lolos kepadamu,
karena engkau tidak halal baginya selama dia masih musyrik." Nabi SAW
terkesan melihat kesetiaan puterinya kepada suaminya yang ditinggalkan
dan dia putuskan hubungan syahwat dengannya karena perintah Allah SWT.
Di samping itu, Zainab pun masih tetap memberinya kebaktian,
kesetiaan dan pertolongan : yaitu kebaktian sebagai wanita muslim,
kesetiaan sebagai teman dan pertolongan sebagai manusia. Abil Ash
mendapatkan dari Nabi SAW apa yang didengar dan diketahuinya, sehingga
dia menyembunyikan dalam hatinya harapan kepada Allah. Kemudian, Nabi
SAW mengutus orang kepada pasukan yang merampas harta Abil Ash. Beliau
berkata :"Sesungguhnya kalian telah mengetahui kedudukan orang ini
terhadap kami. Kalian telah merampas hartanya. Jika kalian berbuat baik
kepadanya dan mengembalikan hartanya, maka kami menyukai hal itu. Jika
kalian menolak, maka itu adalah fai' dari Allah yang diberikan-Nya
kepada kalian dan kalian lebih berhak atasnya."
Mereka berkata :"Kami akan mengembalikannya kepada Abil Ash."
Beberapa orang di antara mereka berkata :"Hai, Abil Ash, maukah engkau
masuk Islam dan mengambil harta benda ini, karena semua ini milik
orang-orang musyrik ?" Abil Ash menjawab :"Sungguh buruk awal Islamku,
jika aku mengkhianati amanatku."
Maka mereka mengembalikan harta itu kepadanya demi kemuliaan
Rasulullah SAW dan sebagai penghormatan kepada Zainab. Laki-laki itu
pun kembali ke Mekkah dengan membawa hartanya dan harta orang banyak.
Jiwanya dipenuhi berbagai makna dan di antara kedua matanya terlihat
gambaran yang tidak meninggalkannya.
Setelah mengembalikan harta kepada pemiliknya masing-masing,
Abil Ash berdiri dan berkata :"Wahai, kaum Quraisy, apakah masih ada
harta seseorang di antara kalian padaku ?" Mereka menjawab :"Tidak.
Semoga Allah membalasmu dengan kebaikan. Kami telah mendapati kamu
seorang yang jujur dan mulia." Abil Ash berkata :"Aku bersaksi bahwa
tiada Tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya.
Demi Allah, tiada yang menghalangi aku masuk Islam di hadapannya, ke-
cuali karena aku khawatir mereka menyangka aku ingin makan harta kalian.
Setelah Allah menyampaikannya kepada kalian dan aku selesai membagikan-
nya, maka aku masuk Islam."
Asy-Sya'bi berkata :"Zainab masuk Islam dan hijrah, kemudian
Abil Ash masuk Islam sesudah itu, dan Islam tidak memisahkan antara
keduanya." [Adz-Dzahabi, "Siyar A'laamin Nubala'. Demikian pula kata
Qatadah : Dia berkata :"Kemudian diturunkan surah Baro'ah sesudah itu.
Maka, jika ada seorang wanita masuk Islam sebelum suaminya, dia hanya
boleh mengawininya dengan nikah baru."]
Abil Ash keluar dari Mekkah, hijrah menuju Madinah dengan men-
dapat petunjuk iman dan keyakinan. Suami isteri yang saling mencintai
bertemu untuk kedua kalinya setelah lama berpisah. Akan tetapi isteri
yang setia itu telah menunaikan kewajiban dan menyelesaikan urusan
dunianya ketika menyadarkan laki-laki yang dicintainya serta memenuhi
hak suaminya sesuai dengan kadar cintanya kepada suami. Tidak lama
setelah pertemuan itu, Zainab meninggal dunia.
Zainab meninggal dunia pada tahun 8 Hijriah dan Rasulullah SAW
sangat sedih atas kepergiannya. Zainab meninggal dunia setelah mening-
galkan kenangan terbaik. Dia telah menjadi contoh terbaik dalam hal
kesetiaan isteri, keikhlasan cinta dan kebenaran iman. Tidaklah meng-
herankan apabila suaminya berkata dalam suatu perjalanannya ke Syam :
"Puteri Al-Amiin, semoga Allah membalasnya dengan kebaikan dan setiap
suami akan memuji sesuai dengan yang diketahuinya."
</pre>
Septian http://www.blogger.com/profile/12142049425247042259noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8536820245713259917.post-10537508670450868892012-10-15T18:48:00.000-07:002012-10-15T18:48:00.803-07:00Menjadi tuli, mampu meraih Mimpi<h3 class="post-title entry-title" itemprop="name">
Kisah Si Katak Tuli </h3>
<br />
<div class="post-header">
<div class="post-header-line-1">
</div>
</div>
<br />
<div class="post-body entry-content" id="post-body-7943541072813618090" itemprop="description articleBody">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj255BEsyvjNsDX2GN0_WMu7ujRICOjaFjkDCiFkvYQSefWErbWSQKJaR_fTgoBfg1nUPa79xjWS8jKKfHlI1MFxnndKXhBZp64pu4sRq6sM9rkJ1Sv_VvLeXUIEYalG6FoaOQtd4kXd5o/s1600/Kodok.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj255BEsyvjNsDX2GN0_WMu7ujRICOjaFjkDCiFkvYQSefWErbWSQKJaR_fTgoBfg1nUPa79xjWS8jKKfHlI1MFxnndKXhBZp64pu4sRq6sM9rkJ1Sv_VvLeXUIEYalG6FoaOQtd4kXd5o/s1600/Kodok.jpg" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
[- Demak, 15.25 -]</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Masih ingat kisah si katak tuli yang berhasil
keluar dari lubang yang dalam? Ada baiknya kita menyimak kembali kisahnya.
Diceritakan ada tiga ekor katak yang terjerembab masuk ke dalam lubang yang
sangat dalam. Para katak yang lain sudah berupaya menolong mereka, namun gagal.
Kini tinggallah ketiga katak itu menemui nasibnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Awalnya, ketiga katak yang sudah tak lagi
berharap pertolongan teman-temannya itu berusaha melompat sekuat tenaga. Namun,
upaya ketiganya sama sekali tak membuahkan hasil. Samar-samar terdengar
kata-kata pesimis dari para katak yang ada di atas. Bahkan beberapa di antaranya
bernada vonis, bahwa mereka pasti mati jika memaksakan diri.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mendengar hal itu, dua katak yang tadinya
ngotot akhirnya menyerah. Mereka terlihat dalam kondisi yang sangat lemah,
seolah-olah membenarkan teriakan para katak yang ada di atas, bahwa mereka
sebentar lagi akan mati. Kondisi sebaliknya justru terlihat pada satu katak yang
lainnya. Dia terlihat begitu bersemangat untuk terus melompat. Seolah-olah dia
yakin 100 % bisa selamat. Dan setelah beberapa lama, akhirnya katak itu pun
berhasil menggapai bibir lubang. Dan benar saja, selamat lah ia.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<a href="http://www.blogger.com/null" name="more"></a>Apa yang membuatnya
berhasil ? Sesampainya di atas, dia pun langsung bersalaman dengan semua katak
sambil tak henti-hentinya mengucapkan terima kasih. Terima kasih untuk apa ?
bukankah mereka tidak banyak berbuat ? bahkan sebagian besar dari mereka
meneriakkan kata-kata pesimis dan cemoohan ? Ya. benar. Dan itu lah faktanya.
Fakta lainnya, ternyata katak itu tuli. Dan bagi seekor katak yang tuli, apa
yang terbaca dari gerak bibir dan raut muka para katak itu justru berkata
sebaliknya. Dari hasil visualisasinya, si katak menerjemahkan, bahwa mereka
meneriakkan yel-yel penyemangat yang sangat-sangat heroik. Dan itulah yang
membuat semangat si katak untuk terus melompat semakin dahsyat, hingga mampu
menyelamatkan jiwanya.
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Apa hikmah dari kisah di atas ? Hikmahnya
adalah, apa yang kita dengar, ternyata bisa "membunuh" kita dan membuat kita tak
berdaya. Dan itu adalah kata-kata negatif yang bisa jadi berseliweran di sekitar
kita. Setiap hari. Entah dari ucapan langsung, status teman di jejaring sosial,
sms, berita di media, atau kasak kusuk yang tak jelas muasalnya. Bahkan bisa
jadi muncul dari pikiran negatif kita sendiri.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Seorang motivator dalam sebuah sesi yang
kebetulan pernah saya ikuti berujar. Apa yang kita makan akan berpengaruh
terhadap kondisi fisik kita. Jika kita selalu mengkonsumsi makanan yang sehat,
halal lagi baik, serta memperhatikan cara pengolahannya, tentu tubuh kita akan
sehat dan terhindar dari penyakit. Begitu pun sebaliknya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Hal yang sama berlaku pula untuk pikiran kita.
Setiap hari, ada ribuan informasi yang berpotensi bisa merusak pikiran kita,
bahkan kepribadian kita. Dan itu tidak akan terjadi, jika kita mampu memfilter,
dan mengolah informasi itu sedemikian rupa, sehingga menjadi benar-benar matang,
steril dan sehat untuk pikiran kita.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Agak ribet memang. Dan biasanya, justru kadang
kita sering terpancing untuk larut dalam isu, perdebatan, maupun polemik yang
tak jelas jluntrungannya. Kita tidak sadar, bahwa apa yang kita telan
mentah-mentah bisa mengotori pikiran kita. Dan kotoran itu lah yang membuat kita
tidak mampu berfikir secara jernih.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ada banyak bahan positif yang bisa kita
konsumsi di luar sana. Bahan-bahan itu yang akan membangun jiwa kita,
mendewasakan kita, menginspirasi kita, dan lebih mendekatkan kita pada hakikat
dan tujusn hidup kita. Itulah yang sejatinya kita cari dan kita reguk.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Namun semuanya kembali kepada kita. Karena kita
lah yang diberi kepercayaan penuh oleh Tuhan untuk menentukan mana yang terbaik
untuk pikiran kita.</div>
</div>
Septian http://www.blogger.com/profile/12142049425247042259noreply@blogger.com0